Senin, 05 November 2012

Tips Memilih Indukan Kenari




Bagaikan peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu juga anakan burung kenari yang tak jauh dari induknya. Untuk memilih indukan kenari dengan kualitas yang baik memang sangat relatif. Hal ini karena definisi “baik” sendiri masih tergolong kurang spesifik.
Pastinya jika ingin menghasilkan keturunan kenari yang baik diperlukan kualitas indukan kenari yang baik pula. Pengukuran kualitas ini dapat dilihat dari kategori postur dan suara. Mengapa warna tidak masuk dalam kategori? Karena menurut saya warna adalah masalah selera. Selain 2 faktor umum tadi adapapun faktor khusus yang perlu diperhatikan dalam memilih indukan kenari. Seorang pakar kenari mengatakan bahwa  jantan menurunkan size (Ukuran) dan betina menurunkan Shape (Bentuk Badan).
Untuk melihatnya secara lebih rinci, pertama kita harus membagi kategori indukan kenari jantan dan indukan kenari betina. Masing-masing mempunyai ciri tersendiri dan tidak bisa disamakan, berikut sedikit tipsnya:

Indukan kenari jantan yang baik setidaknya mempunyai:
  • postur yang proporsional. Postur yang baik tidak harus diartikan sebagai postur yang besar namun proporsional dan itu berarti antara kepala, leher, badan, sayap, ekor dan kaki harus seimbang.
  • memiliki volume yang keras.
  • burung terlihat giras dan sehat atau tidak sakit.
  • tidak cacat fisik. Cacat fisik misalnya saja katarak, kualitas sperma tidak baik, jari kaki bengkok (pengkor) dll.
  • jika dalam kondisi siap kawin kenari jantan akan rajin ngoceh dan ngruji .
  • kondisi bulu yang baik (tidak amburadul)
  • mempuyai pen yang besar (sesuai dengan ukuran badan).
Indukan kenari betina yang baik setidaknya mempunyai:

  • postur yang proporsional. Postur yang baik tidak harus diartikan sebagai postur yang besar namun proporsional dan itu berarti antara kepala, leher, badan, sayap, ekor dan kaki harus seimbang.
  • tidak terlihat stress
  • mempunyai bentuk perut yang bagus serta bentuk kelamin yang bagus juga.
  • tidak cacat fisik. Cacat fisik misalnya saja katarak, kualitas sel telur yang tidak baik, jari kaki bengkok (pengkor) dll.
  • jika dalam kondisi siap kawin maka kenari betina akan rajin berbenah di sarangnya (ngunderi). selain itu bentuk perut akan lebih mengembang dan memerah.
  • tidak sakit dan terlihat sehat.
  • kondisi bulu yang baik (tidak amburadul).
Beberapa tips umum seputar cara memilih indukan kenari dengan kualitas yang baik memang telah banyak ditulis dan dengan berbagai macam versi. Namun beberapa hal yang pasti dianjurkan dalam memilih indukan yang baik adalah bahwa si burung sendiri dalam kondisi sehat dan tidak cacat (nampak dari luar). Selebihnya itu pembeli harus rajin menanyakan kepada penjual atau peternak seperti: umur berapa? sudah siap kawin? sudah pernah ngisi? jenisnya apa? sudah pernah nelur? dan lain-lain.

Catatan: untuk menilai postur sebaiknya dilihat secara langsung. Jangan takut memegang kenari jenis apapun dengan harga berapapun.


Penyakit Burung, Gejala, Penyebab dan Pengendaliannya

                Penyakit karena kekurangan vitamin:


1. Avitaminosis A
Gejala: Pertumbuhan terhambat, rabun senja, mata menjadi sakit (xeropthalmia), kulit dan bulu menjadi kasar, gangguan reproduksi, persendian membengkak dan kaku. Jika kondisi parah akan timbul kebutaan
Penyebab: Kekurangan vitamin A
Pengendalian: Beri Vitamin A (makanan atau olahan pakan dari rumput hijau, jagung kuning, tepung lembaga jagung, tepung daun kacang-kacangan, susu, minyak ikan, tepung hati dan karoten)

2. Polyneuritis
Gejala: Nafsu makan hilang; tubuh kurus, otot lemah, terjadi degenerative syarat tubuh, dan kelumpuhan.
Penyebab: Kekurangan tiamin (Vitamin B1).
Pengendalian: Beri vitamin B1 (Sumber Vit B1:pakan olahan lain dari bekatul, biji-bijian sereal dan hijauan atau sayuran. Burung kena polyneuritis jangan diberi pakan mengandung thiaminase, seperti ikan mentah)

3. Paralysis
Gejala: Tumbuh lambat, terjadi sindrome curled toe paralysis (anak burung berjalan pada persendian tarsonuta tarsus dan jari-jarinya melekuk ke dalam), kelumpuhan kaki dan daya tetas telur menurun.
Penyebab: Kekurangan riboflavin (vitamin B2).
Pengendalian: Berikan Vitamin B2 (Sumber Vitamin B2 adalah pakan atau bahan olahan lain dari hijauan, sayuran, ragi atau jamur, kotoran unggas yang sudah mengalami proses proses pengeringan dengan baik, susu dan hati).

4. Avitaminosis B5
Gejala: Bulu rontok, pertumbuhan lambat, kulit bersisik dan daya tetas telur turun.
Penyebab: Kekurangan vitamin B5 (asam pantotenat).
Pengendalian: Berikan Vitamin B5 (Sumber vitamin B5: pakan atau olahan lain dari biji-biji sereal, hijauan atau sayuran, tepung hati, tepung kacang, ragi, tepung terigu, tepung kedelai dan jagung).

5. Dermatitis
Gejala: Pertumbuhan lambat, ada kutil di jari-jari dan kaki, gemetaran, gerakan badan tak terkoordinasi.
Penyebab: Kekurangan B6 atau piridoksin.
Pengendalian: Berikan Vitamin B6 (Sumber tepung ragi, tepung hati, hijauan, biji-bijian sereal, tetes gula tebu, tepung terigu, menir dan susu).

6. Avitaminosis B12
Gejala: Pertumbuhan lambat, pertumbuhan bulu jelek, daya tetas telur rendah.
Penyebab: Kekurangan vitamin B12
Pengendalian: Berikan vitamin B12 (Sumber vitamin B12 adalah makanan atau barang olahan lain dari faeses yang dikeringkan, kuning telur, tepung ikan, whey (hasil sampingan keju), tepung kedelai, makanan lain yang sudah mengalami fermentasi zat renik seperti ragi)

7. Avitaminosis C
Gejala: Selaput lender mulut membengkak, berdarah dan luka-luka; tulang lemah; kapiler darah mudah pecah
Penyebab: Kekurangan Vit C
Pengendalian: Berikan Vitamin C (Sumber buah-buahan, sayuran dan hijauan)

8. Rachitis
Gejala: Tumbuh lambat; tulang kaki dan dada membengkak; paruh lunak dan kulit telur tipis
Penyebab: Kekurangan vitamin D
Pengendalian: Berikan vitamin D (Sumber makanan atau bahan lain seperti susu). Disertai pula penjemuran di pagi hari antara pukul 08.00 sampai 09.00.

8. Perosis (Avitaminosis E)
Gejala: Tumbuh lambat; kegagalan reproduksi; gangguan jantung; tidak bias berjalan atau berdiri secara normal; lumpuh; alami enchephalomalica: penyakit dari otak yang menyebabkan burung berputar-putar ke belakang atau lari ke belakang, ke samping, atau berjungkir balik
Penyebab: Kekurangan Tokoferol (Vitamin E)
Pengendalian: Berikan vitamin E (Sumber vitamin E kacang-kacangan, bungkil, taoge, kuning telur dan hijauan serta sayur-sayuran).

9. Hemorraghi
Gejala: Mudah terluka, alami pendarahan; pembuluh kapiler mudfah rusak dan/ atau pecah
Penyebab: Kurang vitamin K
Pengendalian: Berikan Vitamin K (Sumber seperti sayuran warna hijau dan tepung ikan)

Penyakit karena defisiensi mineral

1. Demineralisasi tulang
Gejala: Kelainan tulang; pembesaran persendian; kelumpuhan dan pelunakan tulang tua.
Penyebab: Kekurangan Ca (Kalsium)
Pengendalian: Berikan Kalsium (Sumber Kalsium adalah tulang ikan, kulit kerang dan daun tanaman legume)

2. Kekurangan P
Gejala: Timbul rachitis dan osteomalacia; pica atau kelainan nafsu makan, suka makan tanah, tulang atau kayu; kelemahan otot dan kekuan persendian
Penyebab: Kekurangan P (phosphor)
Pengendalian: Berikan phosphor (Sumber phosphor makanan biji-bijian, tepung ikan, tepung tulang dan bungkil)

3. Tetany (Kekurangan Mg)
Gejala: Kejang-kejang; sempoyongan
Penyebab: Kekurangan Mg (Magnesium)
Pengendalian: Berikan Magnesium (Sumber Mg antara lain bekatul, dedak gandum. Jika sudah akut bisa diberikan injeksi Mg-laktat subkutan)

4. Defisiensi K (Kalium)
Gejala: Tumbuh terganggu; lemah; mudah kena tetanus yang diikuti kematian
Penyebab: Kekurangan Kalium
Pengendalian: Berikan Kalium (Sumber sayur-sayuran).
5. Kekurangan NaCl (garam dapur)
Gejala: Penurunan berat badan akibat penurunan konsumsi makanan
Penyebab: Kekurangan garam dapur
Pengendalian: Memberikan garam dapur dalam bentuk batangan merupakan langkah tepat. Pemberian NaCl tidak lebih dari 2% dari total pakan.
Penyakit karena protozoa (yang umumnya terjadi pada burung)

- Koksidiosis/ berak darah
Gejala: Kotoran warna merah; diare berdarah yang berlanjut ke kematian
Penyebab: serangan Eimeria sp
Pengendalian: Jaga kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan obat antiparasit

Penyakit karena bakteri
- Pullorum/ berak kapur
Gejala: Kotoran putih seperti kapur
Penyebab: Bakteri Salmonella pullorum
Pengendalian: Jaga kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan obat anti parasit.

Penyakit karena virus
- Psittacosis
Gejala; naik; demam; nafsu makan turun; lesu lemah; muncul gejala kena flu, ingus keluar dan bersin-bersin.
Penyebab: Virus Miyagawanella psittaci
Pengendalian: Belum ada obatnya yang manjur; Jaga kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan desinfektan.
Penyakit karena jamur

-Aspergillosis (serang paru-paru dan kantung udara; disebut juga air sac infection atau mold penumonia)
Gejala: Sulit bernafas; lemah, lesu, nafsu makan turun; menjulurkan leher
Penyebab: Makanan dan tempat yang ditumbuhi aspergillus fumigatus
Pengendalian: Belum ada pengobatan yang manjur. Untuk mengurangi gejala sakit, gunakan penyemprot anti jamur. Hindari pakan berjamur; dan pastikan kandang bebas jamur dengan penyemprotan rutin antiseptik tiap bulan.

Penyakit karena parasit
1. Ektoparasit (parasit yang menyerang dari luar)
Gejala:
- Bulu rusak;- Burung gelisah
- Suka mematuki bulu sendiri- Kanibal sesamanya;
- Macet berkicau; -Berkicau tidak los suaranya
Penyebab: Bermacam jenis kutu dan tungau
Pengendalian: Diolesi obat sistemik pembunuh kutu yang tidak hanya berkeliaran di luar tetapi juga yang bersembunyi di lapisan kulit.
- Semprot dengan antiparasit dan kutu untuk membunuh kutu yang berkeliaran di luar; secara periodic bulanan
2. Endoparasit (serangan dari dalam)
Gejala: Lesu, nafsu makan turun, berat badan turun; bulu kusam’ bulu rontok belum waktunya
Penyebab: Sejumlah jenis cacing
Pengendalian: Dioles dengan obat antiparasit yang bekerja secara sistemik dan /atau diberi obat cacing; pemberian berkelanjutan dilakukan sebulan sekali.

Dampak Negatif Penjemuran pada MB.



Seperti kita ketahui, penjemuran adalah bagian integral dari pola rawatan untuk semua burung berkicau, termasuk Murai Batu.
Pada kesempatan ini, saya ingin sedikit menjelaskan tentang dampak negatif yang bisa terjadi dari proses penjemuran.

Sebagian besar hobbies, cenderung memaksakan untuk menjemur MBnya dalam jangka waktu yang bisa dihitung dalam jam, misalnya 1 jam, 2 jam atau bahkan lebih.
Hal ini dilakukan untuk menjaga stamina dan meningkatkan daya tahan dari MB tersebut.
Pertanyaan yang muncul, apakah tidak ada dampak negatif dari pola penjemuran seperti di atas...????
Jawabannya, saya yakin pasti ada, sebab dialamnya, MB tidak menjemur dirinya dalam jangka waktu yang terpola seperti di atas.

Berikut ini adalah dampak-dampak negatif yang bisa muncul karena proses penjemuran tersebut:

1. Katarak.
Yaitu selaput berwarna putih yang menutupi bola mata dan bisa menyebabkan kebutaan pada MB.
Katarak ini muncul akibat dari sinar ultra violet yang secara terus menerus terkena pada retina mata MB.
Hal ini bisa terjadi pada MB-MB yang mengalami proses penjemuran secara berlebihan.

2. Bulu yang kusam.
MB yang sering mengalami proses penjemuran, cenderung akan terlihat kusam. Hal ini terjadi karena hilangnya zat lilin yang ada pada bagian bulu, yang berfungsi untuk menjaga kecerahan warna bulu.
Selain kusam, hilangnya zat lilin juga bisa menyebabkan bulu-bulu MB terutama bagian ekor dan sayap sangat mudah pecah dan rusak.

3. Rusaknya pita suara.
MB yang mengalami penjemuran secara berlebihan akan mengalami gangguan pada pita suaranya.
Awalnya mungkin si MB akan terdengar bersuara serak, jika masih dilakukan penjemuran secara berlebih, bukannya tidak mungkin, suara MB akan mengecil dan hilang sama sekali.

4. Pecahnya pembuluh darah.
Ciri yang umum terjadi, si MB akan terlihat lunglai dan tidak sanggup berdiri tegak.
Kondisi yang paling parah, kedua kakinya akan mengalami kelumpuhan.
Kematian adalah akhir dari semua ini.

Solusi terbaik untuk semua ini adalah, jangan pernah memaksakan penjemuran buat MB dengan harapan untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh dari si MB.
Penjemuran adalah bagian dari pola hidup MB dialamnya yang lebih bertujuan untuk menghangatkan badan dan membunuh segala macam jamur dan kutu yang mungkin ada pada tubuhnya.
Dialamnya, MB juga hanya berjemur diri secukupnya, bahkan tidak lebih dari 10 menit.
Perbandingannya, lihat saja burung-burung kecil di pohon di pagi hari.

Setelah mandi dengan embun yang menempel di daun, burung-burung ini langsung membersihkan bulunya dan setelah kering langsung terbang.

Manfaat Sinar Matahari Pagi Bagi Burung, Tips Menjemur si Kicau



Sinar matahari merupakan variabel penting dan bahkan utama dalam kehidupan burung, termasuk burung kicauan yang dipelihara para penghobi burung. Keperluan sinar matahari yang utama adalah untuk:
1. Pengubahan pro vitamin D menjadi vitamin D di dalam tubuh burung.
2. Membunuh jamur dan mikroba di sangkar dan di tubuh burung.
3. Menghangatkan tubuh burung.
Di luar ketiga hal itu, masih banyak kegunaan sinar matahari tetapi yang utama adalah ketiga hal tersebut di atas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penjemuran:
1. Jemur dari waktu sepagi mungkin, bahkan kalau bisa sebelum waktu fajar sehingga sekaligus untuk pengembunan. Pengembunan bagus dilakukan untuk burung agar mereka bisa mendapatkan kesegaran udara pagi hari, yang diasumsikan kondisi udaranya masih bersih tidak terkena polusi debu siang hari.
2. Jangan lakukan penjemuran melewati pukul 09.00 karena selepas waktu itu sinar ultarviolet bisa membuat bulu burung rusak. Selepas waktu itu, bisa dilakukan untuk penanganan atau treatment khusus burung untuk tujuan tertentu misalnya lomba, membuat tambah gacor, lebih ramping dan sebagainya.
3. Jangan menjemur dengan sangkar dikerodong, khususnya untuk daerah panas. Penjemuran dengan sangkar burung dikerodong, bisa menyebabkan burung mendapat panas yang berlebihan. Burung bisa kekurangan oksigen dan bisa mati kepanasan. Untuk daerah dingin, hal ini bisa jadi tidak menimbulkan masalah serius.

Untuk penghobi yang bekerja pagi-malam
Untuk penghobi yang harus berangkat kerja pagi hari dan pulang sore hari, bisa menempatkan burung di tempat tertentu di mana burung mendapatkan sinar matahari dan pada sekitar pukul 09.00 sinar matahri sudah tertutup atap/dedauaan. Kalau kondisi tidak memungkinkan, maka lakukan penjemuran pada pagi hari minimal sepekan sekali (waktu libur dan sebagainya).

Sebelum atau sesudah dimandikan?
Kalau Anda mengeluarkan burung sejak subuh, maka burung bisa dimandikan dalam karamba pada pagi hari antara pukul 06.00 – 07.00 dan bisa langsung dijemur karena sinar matahri belum panas sehingga tidak membuat bulu mengkerut/keriting.
Kalau Anda memandikan selepas pukul 08.00, maka sebelum dijemur perlu diangin-anginkan dulu sehingga kondisi bulu sudah teratur rapi (dirapikan si burung sendiri).
Kalau Anda langsung menjemur setelah burung dimandikan dalam kondisi sinar matahari yang sudah panas, maka sebelum bulu sempat dirapikan burung, maka bulu sudah telanjur kering. Hal ini menyebabkan bulu menjadi keriting, tidak tertata rapi.
Soal menjemur apakah sebelum atau sesudah dimandikan, jika hal itu dilakukan semua pada pagi hari, maka tidak ada perbendaannya. Tetapi kalau dengan sangat terpaksa Anda hanya bisa memandikan burung setelah burung dijemur (belum sempat memandikan pada pagi hari misalnya), maka sebelum memasukkan ke karamba atau disemprot, pastikan burung sudah diangin-anginkan dulu sehingga suhu tubuhnya sudah turun.
Bagaimana jika kesempatan untuk memandikannya hanya pada sore hari? Nggak masalah, enjoy saja. Mandikan burung, diangin-anginkan dan dijemur dengan panas matahari sore (sebaiknya selewat kam 16.00 sehingga sinar matahari sudah tidak terlalu panas.

Benarkah penjemuran bisa mengurangi kegemukan?
Bisa dikatakan iya, tetapi hubungannya tidak langsung. Dengan burung dijemur, maka dia merasa panas dan kehausan. Dalam kondisi seperti ini burung akan lebih banyak minum ketimbang makan, dan karenanya konsumsi karbohidrat berkurang sehingga tidak banyak terjadi penumpukan lemak. Atau, burung bisa mendapatkan tenaga dari pembakaran lemak tubuhnya sehingga burung bisa menjadi lebih langsing.
Apakah penjemuran bisa membakar lemak? Nah hal ini hanyalah mitos. Tidak ada cerita bahwa sinar matahari bisa menyebabkan terjadinya pembakaran lemak di dalam tubuh. Cairan yang keluar dari tubuh burung yang dijemur bukanlah hasil pembakaran lemak tetapi cairan air. Itulah mengapa burung yang banyak jemur bisa terlihat singset karena dia tidak banyak mengonsumsi karbohidrat tetapi air.
Perlu ditekankan lagi bahwa burung akan mengeluarkan banyak energi yang bisa memacu pembakaran lemak (dengan asumsi ada pembatasan pakan) sehingga burung langsing adalah ketika dia banyak dimandikan. Dengan banyak dimandikan, maka burung akan banyak melakukan gerakan-gerakan menata bulu (didis-bahasa Jawa). Pada saat yang sama, untuk menghangatkan badan, burung memerlukan energi. Jika dari sisi pakan ada pengurangan karbohidrat, maka mau tidak mau burung akan melepas lemak di tubuhnya dan dibakar sehingga berubah menjadi energi. Maka menjadi langsinglah dia.

Jenis burung dan keperluan jemur
Masing-masing jenis burung memerlukan treatment yang berbeda dalam penjemuran. Hal itu disesuaikan dengan kebiasaan burung sejenisnya di alam.
1. Untuk burung-burung jenis anis, seperti anis merah atau punglor merah, anis kembang, anis macan; kacer poci atau sekoci dan kacer hitam, sulingan atau tledekan, jenis-jenis cucak, murai batu dan sebagainya, maka keperluan mereka untuk penjemuran relatif sedikit dibandingkan jenis burung pemakan biji-bijian.  Sebab burung jenis-jenis itu di alam sana hidup di antara pepohonan yang rindang dan tidak terbiasa berjemur berlama-lama.
2. Untuk burung-burung jenis pemakan biji seperti kenari, gelatik, branjangan, perkutut, derkuku, lovebird dan beberapa  burung paruh bengkok lain, bisa dilakukan penjemuran relatif  lebih lama ketimbang burung-burung jenis anis ataupun cucak. Bahkan dalam berbagai kasus, beberapa burung yang macet bunyi bisa diterapi dengan  penambahan waktu jemur diimbangi dengan banyak mandinya. Misalnya lovebird atau kenari, memerlukan panas yang relatif banyak.
Burung-burung pemakan biji umumnya hidup di padang rumput, ladang jagung, gandum, milet dan sebagainya yang merupakan daerah terbuka dan banyak kena sinar matahari.
3. Ada beberapa pengecualian dalam hal ini, misalnya untuk burung jalak suren, kakatua, pentet atau cendet dan beberapa burung lainnya. Burung jalak suren misalnya, meski dia bukanlah pemakan  biji tetapi pada habitat aselinya dulu dia selalu berada di persawahan atau rawa-rawa yang relatif mendapat banyak sinar matahari. Meski demikian, burung jalak suren tidak memerlukan penjemuran yang lama jika dipelihara di rumahan.
Sedangkan burung kakatua dan bebera jenis nuri, meskipun mereka pemakan biji-bijian tetapi mereka lebih banyak berasal dari habitat hutan dengan memakan biji-bijian dari pepohonan yang besar dan rindang.
Sedangkan untuk burung pentet atau cendet, dia adalah burung pemakan serangga dan bahkan juga makan burung lain yang lebih kecil (predator), terutama anakan di sarang. Di Bali sana misalnya, burung pentet atau cendet adalah musuh utama para pemilik penangkaran alam anis merah, selain ular dan biawak serta beberapa jenis hewan pemangsa anakan anis merah lainnya. Cendet atau pentet terbiasa bertengger di pucuk pohon yang tinggi atau bebatuan dan sebagainya ketika mengincar mangsanya. Dengan demikian pentet bisa tahan berjam-jam di bawah sinar matahari.
Ada beberapa pengecualian untuk beberapa jenis burung lain yang tidak saya sebutkan di sini. Tetapi, sementara ini dulu ya artikel tentang penjemuran untuk burung kicauan.